Rabu, 30 Mei 2012

Utang Indonesia Masih Terkendali


Pemerintah klaim pengelolaan utang indonesia saat ini masih terkendali. Pasalnya, dibanding negara-negara berkembang lainnya, bahkan negara maju, total rasio utang terhadap produk domestik bruto (GDP) Indonesia masih rendah.

"Di negara berkembang, itu bisa 30 persen debt-nya, bahkan di negara maju 109 persen dari GDP. Kita di posisi 24 persen," ujar Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawaty, di Jakarta, Minggu 26 Mei 2012.

Dengan gelar invesment grade saat ini, tingkat bunga utang Indonesia juga sangat rendah. "SBN (Surat Berharga Negara) kita juga kemarin ada peningkatan untuk yang 20 tahun," tambahnya.

Mengenai adanya pinjaman siaga atau contingency loan sebesar US$5,5 miliar, Anny menjelaskan, hal tersebut disiapkan pemerintah selain untuk antisipasi krisis, juga untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kita selalu berjaga-jaga apa yang mungkin terjadi sampai 2013, situasinya belum akan pulih oleh karena itu semua penjagaan kita terhadap fiskal harus kita lakukan," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto mengungkapkan, pinjaman siaga pemerintah tersebut siap dicairkan sejak awal semester kedua pada tahun ini.

Rahmat mengatakan, saat ini pemerintah baru mendapatkan persetujuan dari Bank dunia sebesar US$2 miliar yang rencananya sudah mulai siap pada akhir semester pertama tahun ini. "Jadi nanti diharapkan efektif yang dari World Bank pada akhir semester ini, efektif tersedia, tapi bukan otomatis ditarik, kemudian sisanya awal semester kedua," ungkapnya.

Rahmat mengungkapkan, ketiga calon kreditur lainnya, seperti Asian Development Bank (ADB), Pemerintah Australia dan Japan Bank for International Cooperation, saat ini sedang mengkaji permintaan Indonesia tersebut di tingkatan internal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar