Moneter
adalah instrument yang digunakan pemerintah untuk mengatur jumlah mata
uang yang beredar dan menentukan suku bunga yang berlaku.
Indonesia
pernah mengalami krisis ekonomi yang berdampak buruk pada Negara dan
rakyatnya. Krisis ini terjadi dari awal 1998. Sejak era orde baru mulai
terlihat kondisi Indonesia
terus mengalami kemerosotan, terutama dalam bidang ekonomi. Tingginya
krisis ekonomi ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi.
Sebagai dampak atas infalsi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya
investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luar negeri, serta
terhambatnya pertumbuhan ekonomi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di Negara Indonesia. Pada tahun 1998, presiden Soeharto memecat Gubernur Bank Indonesia,tapi ini tidak cukup berjalan baik. Soehartopun dipaksa mundur sebagai presiden Indonesia
pada pertengahan 1998 setelah sebelumnya terjadi kerusuhan. Inilah
Puncak terjadinya Krisis Moneter di Indonesia. Mundurnya Soeharto
diperkirakan dapat meredakan krisis moneter, akan tetapi juga tidak
dapat berhasil. Rupiah tetap Rp. 11.000/Dollar. Kecenderungan melemahnya
rupiah semakin menjadi ketika terjadi penembakan mahasiswa Trisakti
pada tanggal 12 Mei 1998 dan aksi penjarahan pada tanggal 14 Mei 1998.
kurs Rupiah terjun bebas mencapai Rp. 17.000/Dollar AS paling rendah
dalam sejarah.
II. Masalah
Dalam makalah ini saya membahas sebuah masalah yaitu :
1. Hal-hal apakah yang terjadi pada saat krisis moneter?
2. Apa dampak dari krisis moneter pada perekonomian indonesia?
III. Landasan Teori
Teori
yang berkaitan dengan masalah Moneter sering dikaitkan dengan teori
kuantitas uang yang beranggapan bahwa factor uang yang banyak
mempengaruhi nilai uang adalah jumlah uang yang beredar (quantity of
money atau supply of money ).
Teori
kuantitas sederhana. Inti dari teori ini adalah perubahan harga
komoditi akan berbanding lurus dengan jumlah uang yang berdar.
Kuat
dan lemahnya nilai uang sangat bergantung daripada jumlah uang yang
beredar. Jika jumlah uang yang beredar menjadi 2x lipat maka nilai uang
akan menurun setengah kali dari semula, sebaliknya jika jumlah uang
kurang hingga setengah, maka nilai uang akan menaik menjadi 2x lipat.
Hal ini terjadi, karena bila jumlah uang naik menjadi 2x lipat maka akan
berpengaruh pada harga yang naik dan otomatis nilai akan menurun
menjadi setengahnya.
Suku
Bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dan dibagi dengan
jumlah pinjaman.
Suku
bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur
yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Maka,
jika suku bunga naik, permintaan akan uang turun. Karena suku bunga
naik maka orang akan banyak yang membeli saham atau surat-surat berharga
dan sebaliknya. Jika suku bunga naik maka invetasi turun dan pendapatan
nasional turun.
IV. Pembahasan Masalah
A. Hal-hal yang terjadi saat krisis moneter.
1. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
2. Faktor
utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai
tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup
devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah
sistem perbankan nasional yang melemah.
3. Krisis
moneter kiriman yang berawal dari Thailand antara Maret-Juni 1997, yang
diserang duluan oleh spekulan dan kemudian menyebar ke Negara Asia
lainnya termasuk Indonesia. Krisis Moneter yang terjadi sudah saling
kait-mengkait di kawasan Asia Timur dan tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain.
4. Banyaknya
kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan
sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung
beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.
5. Faktor
utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa
saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan
rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa
kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur
dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang
dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena
itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp 2.300 per dollar
AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS
(Januari 1998).
6. Kegagalan
manajemen makro ekonomi tercermin dari kombinasi nilai tukar yang kaku
dan kebijakan fiskal yang longgar, inflasi yang merupakan hasil dari
apresiasi nilai tukar efektif riil, defisit neraca pembayaran dan pelarian modal.
B. Dampak krisis ekonomi pada perekonomian Indonesia.
Berbagai
dampak Krisis Moneter timbul di Indonesia. Krisis Moneter membawa
dampak yang kurang baik bagi Indonesia, ini disebabkan karena kurs nilai
tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan
dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap. Dampak yang terlihat
seperti : Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan
alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah
angka pengangguran di Indonesia. Pemerintah kesulitan menutup APBN.
Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat
kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan pokoknya. Utang luar negeri dalam rupiah melonjak. Harga BBM naik.
Kemiskinan
juga termasuk dampak krisis moneter. Pada oktober 1998 jumlah keluarga
miskin di perkirakan sekitar 7.5 juta. Meningkatnya jumlah penduduk yang
miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai mata uang rupiah yang tajam,
yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang
berkurang akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat
tajam karena tingkat inflasi yang tinggi.
Disaat
krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga
mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang
meminjam uang pada perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang
lumayan tinggi, hal itu menambah beban utang Negara.
Pada sisi lain merosotnya nilai
tukar rupiah juga membawa hikmah. Secara umum impor barang menurun
tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih besar, daya saing
produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat
sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang
berbasis pertanian.
Dampak dari krisis moneter lebih banyak yang negative dibandingkan dampak positifnya. Itu di karenakan krisis ini mengganggu kesejahteraan masyarakat.
V. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia kebanyakan merupakan kiriman dari negara lain dan bukan berasal dari dalam negeri.
2. Inflasi juga merupakan salah satu faktor terjadinya krisis tersebut.
3. Dampak
yang di timbulkan berbagai macam dan dampak tersebut kebanyakan membawa
pengaruh kurang baik terhadap Perekonomian Indonesia.
4. Krisis moneter berpengaruh langsung ke rakyat.
Saran
1. Pemerintah seharusnya mencari solusi yang baik untuk menyelesaikan krisis tersebut.
2. Pemerintah Negara juga seharusnya mengurangi utang luar negeri.